Metafora Post Kehidupan:

Bertahun terkunci, hilang bagai mimpi. Kini bernafas kembali, hidup dan terus berlari. Ianya perlu terus, hidup. Ianya perlu lurus, hidup. Ianya perlu teguh, hidup. Berkali-kali menuding jari, akhirnya salah itu terus kembali pada diri sendiri.

Namun ianya perlu terus, hidup. Dan hari ini, aku terus. Selamat kembali buat diri sendiri, selamat kembali.

Tombstones.

I used to matter.
I used to exist.

My plea.


Ending a story
Moving the scenery

Pondering the continuity
Leaving the agony
Escaping reality
Hiding and hiding and hiding 

Layang-Layang Orang.


Ikat  lilit berulang ratus
Leher  menjenguk terus meninggi
Pada  luar tampaknya tembus
Dinding  diketuk dek hayun kaki

Jerut  terjerit memadam mata
Tengkuk  tersepit ditepi tali
Sampai  lah sudah terbuka rupa
Kering  pasir masa terhenti

Mati  mati sinadi jantung
Lebih  eloknya dari bertempuh
Baik  burung sarang bergantung
Dari  lah terbang makan tak sentuh
Hidup  timbul hidup tenggelam hidupku kosong

Trapped under ice.


The easiest way?
A colorful slit to where the rivers meet?
A silent swing from where the birds would sing?
A tiny little motion for the magical potion,
in tablets of many or a cup of the ocean?
A hop into bliss or a dive from  the strings,
the connected dots or a plane with no wings?
 
 
Copyright © Metafora Post Modernisme
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com